Minggu, 25 Desember 2016

Tahun 2016 lifting Migas lampaui batas target



Lifting migas di tahun 2016 melampaui target









 Lifting minyak dan gas bumi tahun 2016 berhasil melampaui target yang telah ditetapkan dalam Anggaran, Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016. Dalam APBN-P, lifting ditargetkan sebesar 820 ribu barel per hari (BOPD) untuk minyak dan 6.438 juta kaki kubik (MMSCFD) untuk gas. Sedangkan realisasi lifting sampai bulan November mencapai 822 ribu BOPD untuk minyak dan 6.643 BOPD untuk gas.
Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Z Yunus di Jakarta, Jumat (23/12), menyampaikan, sebelumnya rata-rata lifting migas selalu di bawah APBN dan pada tahun ini diharapkan dapat sesuai dengan APBN. "Mudah-mudahan tahun ini bisa mencapai APBN dan tahun depan bisa dicapai sesuai target yang sudah dicanangkan DPR,” kata Taslim.
Lebih lanjut Taslim memaparkan, kontribusi terbesar didapatkan dari kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd yang mencapai kapasitas fasilitas produksi sebesar 185.000 BOPD. Selain itu, Blok Rokan, Pertamina EP, Mahakam dan Offshore Northwest Java (ONWJ). Sementara kontributor gas terbesar adalah Blok Mahakam, Berau, Pertamina EP, Corridor dan Senoro-Toili.
Produksi tersebut berasal dari 67 wilayah kerja migas yang sudah berproduksi. Sebagian besar lapangan migas pada wilayah-wilayah kerja tersebut sudah dikategorikan sebagai lapangan tua (mature field) dengan produksi yang terus menurun secara alamiah. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) yang mengerjakan wilayah kerja ini melakukan tiga program utama untuk menekan laju penurunan produksi alamiah ini, yaitu pengeboran sumur pengembangan, kerja ulang (work over), dan perawatan sumur (well service).
“Dari awal tahun sampai akhir November, Kontraktor KKS produksi telah mengerjakan 212 pengeboran sumur pengembangan, 1.055 kegiatan work over dan 33,925 kegiatan perawatan sumur,” ujar Taslim.
Pada tahun 2016 ini, SKK Migas juga telah menyetujui 28 POD. Pengembangan lapangan baru ini diharapkan akan menambah cadangan minyak sebesar 142,45 juta barel dan cadangan gas sebesar 0.645 TSCF.
Sementara itu, reserve replacement ratio (RRR) yang dihasilkan pada tahun 2016 sebesar  47,99% untuk minyak dan untuk gas 27% dan masih ada 23 POD yang masih dalam pembahasan.
Terkait pengeboran sumur eksplorasi yang dilakukan, 20 kegiatan sudah selesai dilakukan dengan hasil 7 sumur ditemukan migas (discovery), 7 sumur tidak ditemukan (dry), 5 sumur memiliki indikasi adanya hidrokarbon, dan 1 sumur masih dalam proses evaluasi. Sumur-sumur yang menghasilkan penemuan adalah Bambu Besar (BBS)-4 (Pertamina EP); Tiung-3 (PetroChina International Jabung Ltd.); Meliwis-1 (Santos (Madura Offshore) Pty Ltd); Lumbian-2 (Seleraya Merangin 2); AAL-4X (Santos Northwest Natuna B.V); ABG-3 (Pertamina EP)dan Sidayu-4 (Saka Indonesia Pangkah Ltd).
“Satu kabar baik juga buat kita bahwa ternyata walaupun dalam kondisi harga minyak yang masih kurang bersahabat, tapi kita masih menemukan cadangan minyak yang potensial untuk menambah reserve cadangan migas kita,” ungkapnya. (DK)
sumber:info dari mentri ESDM,DIRJENmigas.web situs.